PENGARUH METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK ASUH DALAM BELAJAR BACA KITAB KUNING DI PANTI AISYIYAH SUMBERSARI
PROPOSAL RISET
PENGARUH
METODE TAMYIZ
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK ASUH DALAM BELAJAR BACA KITAB KUNING DI PANTI
AISYIYAH SUMBERSARI
ATOK SUSYANTO (1510911013)
FAI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JEMBER
1. Latar
Belakang Masalah
Istilah
model, media, teknik dan metode pembelajaran dalam dunia
pendidikan bukan sesuatu yang dianggap baru bagi para pendidik. Seorang pendidik yang profesional tentu menjadikan model, media, teknik dan metode pembelajaran sebagai perangkat
dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Bagaimana jika seorang pendidik tidak mengetahui istilah model, media, teknik dan metode pembelajaran? dan bagaimana
jika seorang pendidik tidak pernah menggunakan model, media, teknik dan metode saat proses belajar mengajar?.
Pendidik pasti merasa kesulitan dalam proses pengelolaan kelas dan bahan ajar
karena permasalahan yang ada tentu memberikan dampak negatif kepada peserta
didik. Apabila seorang
pendidik tidak bisa mengelola kelas dan bahan ajar, maka banyak peserta didik
yang malas untuk belajar dengan alasan pendidik tidak menarik dan
selalu memberi tugas.
Peneliti
disini akan meneliti tentang metode
pembelajaran Tamyiz (Formulasi teori
Nahwu dan Shorof ) yang merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran yang kreatif dengan
mengedepankan lagu agar peserta didik bisa lebih mudah dalam menghafal nadzom
nadzomnya. Dan juga dengan tujuan metode yang digunakan tersebut
memberikan dampak positif kepada
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Menurut Slavin (dalam Taniredja dkk, 2014:55) “in
cooperatif learning methods, students work together in four member team to
master material initially presented by the teacher.
Tujuan dari metode pembelajaran yang menarik
adalah membuat peserta didik aktif
dan senang dalam proses belajar
mengajar sehingga peserta didik akan lebih mudah dalam
memahami materi pelajaran dan pemahaman
mereka
akan meningkat. Berdasarkan
pada latar belakang diatas peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut di Panti Aisyiyah Sumbersari Jember dengan judul “Pengaruh Metode
Tamyiz dalam meningkatkan pemahaman anak
Asuh dalam belajar baca kitab Kuning di Panti Aisyiyah Sumbersari ”.
1.1 Masalah
Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
“Apakah Metode Tamyiz dapat berpengaruh dalam
meningkatkan pemahaman peserta dalam belajar
baca kitab Kuning?”
1.2 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai oleh
peneliti adalah untuk mengetahui Pengaruh Metode
Tamyiz dapat berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman anak asuh dalam
belajar baca kitab Kuning.
1.3 Definisi Istilah
Definisi istilah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Metode
Tamyiz
Menurut Ahmad Fuad Effendy, filosofi
yang menjadi landasan pendekatan quantum ini tidak berbeda dengan pendekatan
kontekstual yaitu paham progresivisme dan kontrukstivisme dalam pembelajaran
yang studentoriented. Dan keberhasilan belajar menurut pendekatan quantum
ditentukan oleh suasana kelas yang tidak menekan siswa, baik secara fisik
maupun psikis. Pengertian pembelajaran quantum/Quantum Learning menurut Ghazali
adalah sebuah model pembelajaran yang berupaya mengorkestrasi proses belajar
mengajar agar pembelajara dapat belajar dengan perasaan aman, nyaman, dan
menyenangkan. (Ahmad Fuad Effendy, 2005,
159). Maka untuk menciptakan suasana tersebut, menurutnya pengajar harus
memahami keadaan pembelajar termasuk kebiasaan belajarnya, dan faktor-faktor
penghambat proses pembelajaran. Setelah itu baru dirancang dan diciptakan suatu
lingkungan terciptanya suasana belajar tersebut. Upaya tersebut sejalan dengan
prinsip-prinsip pembelajaran yang berdasarkan teori konstrukstivisme
2. Pemahaman
Peserta Didik
Pemahaman peserta didik ialah sesuatu
yang dapat dimengerti dengan benar oleh peserta didik selama proses belajar
mengajar berlangsung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Pemahaman
peserta didik pada penelitian ini adalah pemahaman dalam ranah kognitif.
1.4
Manfaat Penelitian
Maanfaat yang diharapkan dalam penelitian ini diantara
lain adalah :
1)
MetodeTamyiz sebagai sarana untuk mengajak peserta
didik aktif dan bekerja sama dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan
bersama.
2)
Sebagai media informasi bahwa metode
pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3)
Bagi peneliti lebih lanjut, penelitian ini
dapat dijadikan rujukan dan bahan pustaka
2.
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian pengajaran Metode Tamyiz
Pengajaran merupakan
suatu profesi yang membutuhkan pengetahuan, ketrampilan, dan kecermatan apalagi
pengajaran nahwu-Shorof, karena ia sama
halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketekunan,
sehingga menjadi cakap dan profesional. Penerapan metode pengajaran
Nahwu-Shorof tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media
pengantar materi pengajaran bila penerapannya tidak didasari dengan pengetahuan
yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja akan menjadi
penghambat jalannya proses pengajaran, bukan bukan komponen yang menunjang
pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena itu, menurut Ahmad Muhtadi
Anshor, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang
karakteristik sesuatu metode. Menurutnya metode pengajaran bahasa Arab
digolongkan menjadi dua macam, yaitu metode tradisional/klasikal dan metode
modern. Metode pengajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pengajaran
bahasa Arab yang terfokus pada “ bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar
bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa
Arab, baik aspek gramatika / sintaksis (Qawa’idu al Nahwi), morfem/morfologi
(Qawa’idu al Shorfi) ataupun sastra
(Adab). (Ahmad muhtadi Anshor, 2009, 53). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa
metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah
metode qawa‟id dan tarjamah (Metode Gramatika-Terjemah/Grammar Translation
Method). Dengan metode ini pelajar didorong untuk menghafal teks-teks klasik
berbahasa Arab dan terjemahnya dalam bahasa pelajar. Metode tersebut mampu
bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang pesantrenpesantren di Indonesia,
khususnya pesantren salafiyah masih menerapkan metode tersebut, walaupun ada
kelebihan/kekuatan dan kelemahannya. Hal ini didasarkan pada hal-hal berikut :
1) tujuan pengajaran bahasa Arab tampaknya pa pada aspek budaya/ilmu, terutama
nahwu dan shorof, 2) kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak
sebagai alat untuk memahami taks/kata bahasa Arab klasik yang tidak memakai
harakat, dan tanda baca lainnya, 3) bidang tersebut merupakan tradisi turun
temurun, sehingga kemampuan di bidang itu memberikan “ rasa percaya diri
tersendiri di kalangan mereka. Ada
beberapa metode pengajaran bahasa Arab, diantaranya yaitu metode bercakap-cakap
(Muhadatsah), metode membaca
(Muthalaah), metode dikte (Imla), metode mengarang (Insya), metode
menghafal (Mahfudzat), dan metode
tata bahasa (Qawaid). Menurut Ahmad Fuad Effendy, metode qawaid yaitu cara menyajikan bahan pelajaran
dengan jalan menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa Arab yang
mencakup nahwu shorof. Dan metode qawaid ini tidak jauh berbeda dengan metode grammar, sebab
cara menyajikan bahan pelajaran itu sama.
Adapun metode mengajarkan Nahwu-Shorof (Qawa’id) menurut Tayar Yusuf dan
Syaiful Anwar adalah sebagai berikut :
1. Guru hendaknya banyak memberikan contoh-contoh dari materi yang dibahas,
agar pengajaran tidak membosankan, dan dapat memudahkan pengertian anak didik.
2. Pada contoh-contoh yang diberikan itu,
hendaklah ditulis di papan tulis, dan menjelaskan maksud dan pengertiannya.
3. Pada saat guru
menjelaskan maksud dan pengertian materi pelajaran Nahwu-Shorof, perhatian
siswa penuh terpusat kepada materi.
2.1.2
Pemahaman Peserta Didik
2.1.2.1
Pemahaman
Pada dasarnya peserta
didik dinyatakan dapat memahami materi pelajaran apabila peserta didik sudah
mengerti dengan benar materi tersebut. Realita yang ada saat proses belajar
mengajar banyak peserta didik yang belum mengerti dengan benar materi tersebut
dan mereka belum dapat untuk mengklasifikasikanya serta mempraktekannya. Padahal
materi pelajaran yang diajarkan selalu berhubungan dengan materi selanjutnya.
Dalam artian jika pada materi awal peserta didik tidak mampu untuk memahaminya,
maka untuk materi selanjutnya peserta didik akan kesulitan untuk memahaminya
pula.
Menurut Sudaryono
(2012:44) “pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami
sesuatu setelah sesuatu tersebut diketahui atau diingat dan mencakup kemampuan
untuk menangkap makna dari arti dan materi yang dipelajari, dinyatakan dengan
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan
kedalam bentuk tertentu yang lain”.
Menurut Purwanto (dalam
skripsi Cahya, 2013a:16-17) “pemahaman merupakan tingkat kemampuan yang
mengharapkan peserta didik untuk dapat memahami arti atau konsep, situasi serta
fakta yang diketahuinya”. Sedangkan menurut Ernawati (dalam skripsi Cahya,
2013b:16-17) “pemahaman merupakan kemampuan menangkap pengertian-pengertian
serperti kemampuan mengungkapkan suatu materi pelajaran yang disajikan dalam
bentuk lain yang dipahami dan memberikan interprestasi serta mampu
mengklasifikasikannya”.
2.1.2.2 Peserta Didik
Menurut UU RI No.20 tahun
2003 pasal 1 ayat 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu (http://idtesis.com, diakses tanggal 24 febuari
2015).
Sedangkan menurut Santoso
(dalam skripsi Cahya, 2013a:17) “peserta didik adalah seseorang yang terdaftar
pada lembaga pendidikan atau sekolah dan mengikuti studi”. Menurut Rasyad
(dalam skripsi Cahya, 2013b:17) “peserta didik sebagai pelaku pencari, penerima
dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.”
Berdasarkan pada beberapa
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah mereka yang
terdaftar pada lembaga pendidikan dan merupakan pelaku dalam kegiatan belajar
mengajar serta menyengajakan dirinya
untuk mencari ilmu dan berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan
pada jenjang tertentu demi mencapai tujuan yang dituju.
2.2 Hipotesis Penelitian
Menurut Siregar (2014:65)
“hipotesis berasal dari bahasa yunani yang memiliki dua kata ‘hupo’ (sementara)
dan ‘thesis’ (pernyataan atau teori). Menurut Siregar “hipotesis adalah pernyataan sementara dari
masalah penelitian yang masih lemah kebenaranya dan perlu diuji lebih lanjut
kebenaranya. Sedangkan para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap
hubungan antara dua variable atau lebih”.
Berdasarkan kajian pustaka dari dua variable diatas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh
Metode tamyiz dalam meningkatkan pemahaman peserta didik dalam belajar baca
kitab kuning..”
3.
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Noor
(2011:38) “penelitian
kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antar variable”.
Variabel-variabel pada penelitian ini diukur (dengan instrumen penelitian)
sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur
statistik.
3.2 Desain Penelitian
Pada penelitian ini,
terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel bebas dan terikat.
Adapun pelaksanaan pembelajaran metode
Tamyiz sebagai variabel bebas atau sebagai
variabel yang mempengaruhi,
dan pemahaman peserta didik sebagai variabel terikat atau sebagai variabel yang
dipengaruhi, maka desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah :
Y
|
X
|
X = Metode TAMYIZ
Y = Pemahaman peserta
didik.
3.3 Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (dalam skripsi Halimah, 2014:22) prosedur penelitian
adalah sebagai berikut :
a. Memilih
permasalahan.
b. Studi
pendahuluan.
c. Hipotesis
penelitian.
d. Memilih
pendekatan.
e. Menentukan
variabel dan sumber data.
f.
Menentukan dan menyusun instrument data.
g. Mengumpulkan
data-data.
h. Menganalisis
data-data.
i.
Menarik kesimpulan.
j.
Menulis laporan penelitian.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut
Bungin
(dalam Siregar, 2014:56) “populasi penelitian sebagai keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, peristiwa,
sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian”. Sedangkan menurut Furchan
(dalam Taniredja dan Hidayati, 2011:33) “merumuskan
populasi sebagai semua anggota sekelompok orang, kejadian atau objek yang telah
dirumuskan secara jelas”.
Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan populasi dengan jenis finit yaitu populasi dengan jumlah
individu yang ditentukan. Menurut Siregar (2014:63) jenis populasi terbagi
menjadi dua bagian, yaitu :
a. Populasi
finit adalah populasi dengan jumlah individu ditentukan.
b. Populasi
infinit adalah populasi dengan jumlah individu tidak diketahui atau tidak
terhingga dengan
pasti misalnya jumlah semut.
3.4.2 Sampel
Menurut Arikunto (dalam
Taniredja dan Hidayati, 2011a:34) “sampel dengan ‘sebagian atau wakil populasi
yang diteliti’. Sedangkan menurut Ali (dalam Taniredja dan Hidayati, 2011b:34)
“sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan
menggunakan teknik tertentu”.
Pada penelitian ini,
teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah simple random
sampling. Menurut Siregar (2014:57) “simple
random sampling sebagai teknik pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu
populasi untuk dijadikan sampel”.
Adapun syarat untuk penggunaan simple random sampling adalah :
a. Anggota
populasi tidak memiliki tingkatan yang sama, sehingga relatif homogen.
b. Adanya
kerangka sampel, yaitu merupakan daftar anggota-anggota populasi yang dijadikan
dasar untuk pengambilan sampel.
Menurut Arikunto (dalam skripsi Halimah, 2014:22) “apabila populasi
kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya, jika lebih dari 100 maka
pengambilanya mengunakan sampel dengan 10 - 15 atau 20 - 25 dan seterusnya”.
Karena jumlah populasi atau keselurahan peserta didik 25 maka peneliti
menggunakan teknik pengambilan sampel dengan rumus teknik Slovin dengan tingkat
kesalahan (Error level) 5%. Menurut Noor (2012:158) rumus teknik Slovin
adalah sebagai berikut :
n = N
1
+ (N x e2)
Keterangan :
n = Jumlah anggota
sampel.
N= Jumlah anggota
populasi.
e = tingkat kesalahan
(Error level).
Penyelesainya sebagai berikut :
n = 25
1+ (25 x 5%2)
n
= 25
1+ (25 x 0,052)
n = 25
1+ (25 x 0,0025)
n = 25
1 +
0,31
n =
25
1,31
n = 22
Berdasarkan pada rumus
dan penyelesaian diatas peneliti mengambil sampel sebanyak 22 peserta didik dari 25 peserta didik. Pengambilan sampel pada
penelitian ini berdasarkan pada kemampuan atau tingkat prestasi peserta didik
(tinggi, sedang dan rendah).
3.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini
bertempat di Panti Aisyiyah
Sumbersari adalah :
1. Masih
banyak pendidik yang menggunakan metode pembelajaran konvensional saat proses
belajar mengajar.
2. Masih
banyak peserta didik yang sulit
membaca kitab kuning
Berdasarkan pada beberapa
alasan yang ada diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dilokasi
tersebut.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian
data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, ini dikarenakan data merupakan
penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian
hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidak data sangat menentukan berkualitas
tidaknya hasil penelitian. Menurut
Arikunto
(dalam Taniredja dan Hidayati, 2011:41) “baik tidaknya data tergantung dari
baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Sedangkan ‘instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid atau reliabel’.
Adanya metode atau teknik
pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data-data yang valid dan akurat.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode angket sebagai metode
pengumpulan data.
3.6.1 Metode Angket
Menurut Noor (2012:139) “metode angket adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada peserta didik dengan
harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut”. Sedangkan menurut Siregar (2014:44) “angket adalah metode pengumpulan informasi yang
memungkinkan peneliti mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan
karakteristik beberapa orang yang diteliti dan bisa terpengaruh oleh sistem
yang diajukan atau yang sudah ada”.
Menurut Siregar (2014:45)
“metode pengumpulan data melalui metode
angket memiliki kelebihan dan kekurangan seperti halnya metode pengumpulan data
yang lain”.
Adapun kelebihan metode angket adalah sebagai berikut :
1. Responden
tidak harus memiliki keahlian dan wawasan yang luas, cukup orang yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti.
2. Pengeluaran
atau biaya yang dikeluarkan untuk metode angket relatif murah.
3. Jumlah
responden yang didapat dalam jumlah yang besar dan cakupannya cukup luas.
3.7 Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Siregar (2014:75)
“instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan
untuk memperoleh, mengelolah dan menginterprestasikan informasi yang diperoleh dari para respoden yang
dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama”. Adapun instrumen penelitian yang
peneliti gunakan adalah angket untuk memperoleh data-data tentang pembelajaran metode Tamyiz dan baca kitab kuning.
Sebelum terbentuknya angket
penelitian, maka peneliti menyusun kisi-kisi variabel sebagai berikut :
Tabel 1
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel
No.
|
Variabel
|
Sub-Variabel
|
Item Soal
|
1.
|
Metode Tamyiz
|
1. Pengajaran.
2. Belajar
Tim.
3. Turnamen
Akademik.
4. Rekognisi
Tim.
|
1 dan 2
3, 4 dan 5
6 dan 7
8
|
2.
|
Pemahaman Peserta Didik
|
Ranah Kognitif yang meliputi :
1. Pengetahuan.
2. Pemahaman.
3. Penerapan.
4. Analisis.
5. Sintes
|
1
2 dan 3
4
5
6
|
3.7.1 Skoring Data
Data penelitian yang
dihasilkan dari penyebaran lembar angket berskala pengukuran menggunakan Skala Likert dengan deskriptif sebagai berikut :
1. Sangat
setuju (SS).
2. Setuju
(S).
3. Kurang
setuju (KS).
4. Tidak
setuju (TS).
5. Sangat
tidak setuju(STS).
Menurut Siregar
(2015:50-51) apabila dinyatakan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka
jawaban dari lembar penyebaran angket adalah sebagai berikut :
a.
Pernyataan positif
1) Sangat
Setuju : 5
2) Setuju
: 4
3) Kurang
Setuju : 3
4) Tidak
Setuju : 2
5) Sangat
Tidak Setuju : 1
b.
Pernyataan negatif
1) Sangat
Setuju : 1
2) Setuju
: 2
3) Kurang
Setuju : 3
4) Tidak
Setuju : 4
5) Sangat
Tidak Setuju : 5
3.7.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
Pada penelitian ini,
pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan cara
menggunakan program SPSS for windows release 16.
3.7.2.1 Validitas Data
Menurut
Arikunto
(dalam Taniredja dan Hidayati, 2011a:42) “validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen”.
Menurut Arikunto (dalam Taniredja dan
Hidayati, 2011b:42) “secara mendasar validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan maupun mengukur apa yang akan diukur. suatu instrumen yang valid
atau sah mempunyai validitas yang tinggi sedangkan yang tidak valid atau tidak
sah mempunyai validitas rendah”.
3.7.2.2 Reliabilitas Data
Menurut
Nasution
(dalam Taniredja dan Hidayati, 2011:43) “reliabilitas adalah suatu alat pengukur dikatakan
reliabel apabila alat tersebut dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang
berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama. Jadi alat reliabel secara
konsisten memberi
hasil ukur yang sama”.
Menurut Nugroho (dalam skripsi Halimah, 2014:27) tingkatan dalam uji reliabilitas adalah
seperti yang tampak pada tabel dibawah ini :
Tabel
2
Tingkatan
Uji Reliabilitas
ALPHA
|
Tingkat
Reliabilitas
|
0,000
– 0,20
|
Kurang
Reliabel
|
0,201
– 0,40
|
Agak
Reliabel
|
0,401
– 0,60
|
Cukup
Reliabel
|
0,601
– 0,80
|
Reliabel
|
0,801
– 1,00
|
Sangat
Reliabel
|
3.8 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui ke eratan dan menentukan hubungan antara dua
variabel (variabel bebas dan variabel terikat) dalam penelitian ini yaitu
pelaksanaan
metode Tamyiz GT
dan pemahaman peserta didik di Panti Aisyiyah Jember, maka peneliti
disini menggunakan rumus regresi sederhana, yaitu :
Y’= α + b X
α
= Y Pintasan, (nilai Y’ bila X α)
b
= kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunanY’ untuk setiap
perubahan satuan-satuan X) atau koefisien
regresi, yang mengukur
besarnya X terdapat Y kalau X naik satu
unit.
X
= nilai tertentu dari variabel terikat.
Y = nilai yang diukur atau dihitung pada variabel
bebas
Komentar
Posting Komentar