PENGARUH METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK ASUH DALAM BELAJAR BACA KITAB KUNING DI PANTI AISYIYAH SUMBERSARI



PROPOSAL RISET
PENGARUH METODE  TAMYIZ DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK ASUH DALAM BELAJAR BACA KITAB KUNING DI PANTI AISYIYAH SUMBERSARI
ATOK SUSYANTO (1510911013)
FAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

1.      Latar Belakang Masalah
Istilah model, media, teknik dan metode pembelajaran dalam dunia pendidikan bukan sesuatu yang dianggap baru bagi para pendidik. Seorang pendidik yang profesional tentu menjadikan model, media, teknik dan metode pembelajaran sebagai perangkat dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Bagaimana jika seorang pendidik tidak mengetahui istilah model, media, teknik dan metode pembelajaran? dan bagaimana jika seorang pendidik tidak pernah menggunakan model, media, teknik dan metode saat proses belajar mengajar?. Pendidik pasti merasa kesulitan dalam proses pengelolaan kelas dan bahan ajar karena permasalahan yang ada tentu memberikan dampak negatif kepada peserta didik. Apabila seorang pendidik tidak bisa mengelola kelas dan bahan ajar, maka banyak peserta didik yang malas untuk belajar dengan alasan pendidik tidak menarik dan selalu memberi tugas.
Peneliti disini akan meneliti tentang metode pembelajaran Tamyiz (Formulasi teori Nahwu dan Shorof ) yang merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang kreatif dengan mengedepankan lagu agar peserta didik bisa lebih mudah dalam menghafal nadzom nadzomnya. Dan juga dengan tujuan metode yang digunakan tersebut memberikan dampak positif kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar. Menurut Slavin (dalam Taniredja dkk, 2014:55) “in cooperatif learning methods, students work together in four member team to master material initially presented by the teacher.
Tujuan dari metode pembelajaran yang menarik adalah membuat peserta didik aktif dan senang dalam proses belajar mengajar sehingga peserta didik akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran dan pemahaman mereka akan meningkat. Berdasarkan pada latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut di Panti Aisyiyah Sumbersari  Jember dengan judul “Pengaruh Metode  Tamyiz dalam meningkatkan pemahaman anak Asuh dalam belajar baca kitab Kuning di Panti Aisyiyah Sumbersari ”.
1.1  Masalah Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
Apakah Metode  Tamyiz dapat berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman peserta  dalam belajar baca kitab Kuning?”
1.2   Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui Pengaruh Metode  Tamyiz dapat berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman anak asuh dalam belajar baca kitab Kuning.
1.3   Definisi Istilah
Definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Metode Tamyiz
Menurut Ahmad Fuad Effendy, filosofi yang menjadi landasan pendekatan quantum ini tidak berbeda dengan pendekatan kontekstual yaitu paham progresivisme dan kontrukstivisme dalam pembelajaran yang studentoriented. Dan keberhasilan belajar menurut pendekatan quantum ditentukan oleh suasana kelas yang tidak menekan siswa, baik secara fisik maupun psikis. Pengertian pembelajaran quantum/Quantum Learning menurut Ghazali adalah sebuah model pembelajaran yang berupaya mengorkestrasi proses belajar mengajar agar pembelajara dapat belajar dengan perasaan aman, nyaman, dan menyenangkan.  (Ahmad Fuad Effendy, 2005, 159). Maka untuk menciptakan suasana tersebut, menurutnya pengajar harus memahami keadaan pembelajar termasuk kebiasaan belajarnya, dan faktor-faktor penghambat proses pembelajaran. Setelah itu baru dirancang dan diciptakan suatu lingkungan terciptanya suasana belajar tersebut. Upaya tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang berdasarkan teori konstrukstivisme
2.      Pemahaman Peserta Didik
Pemahaman peserta didik ialah sesuatu yang dapat dimengerti dengan benar oleh peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Pemahaman peserta didik pada penelitian ini adalah pemahaman dalam ranah kognitif.


1.4   Manfaat Penelitian
Maanfaat yang diharapkan dalam penelitian ini diantara lain adalah :
1)      MetodeTamyiz sebagai sarana untuk mengajak peserta didik aktif dan bekerja sama dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan bersama.
2)      Sebagai media informasi bahwa metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3)      Bagi peneliti lebih lanjut, penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan bahan pustaka

2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian pengajaran Metode Tamyiz
Pengajaran merupakan suatu profesi yang membutuhkan pengetahuan, ketrampilan, dan kecermatan apalagi pengajaran nahwu-Shorof,  karena ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketekunan, sehingga menjadi cakap dan profesional. Penerapan metode pengajaran Nahwu-Shorof tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media pengantar materi pengajaran bila penerapannya tidak didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja akan menjadi penghambat jalannya proses pengajaran, bukan bukan komponen yang menunjang pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya.  Oleh karena itu, menurut Ahmad Muhtadi Anshor, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang karakteristik sesuatu metode. Menurutnya metode pengajaran bahasa Arab digolongkan menjadi dua macam, yaitu metode tradisional/klasikal dan metode modern. Metode pengajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang terfokus pada “ bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika / sintaksis (Qawa’idu al Nahwi), morfem/morfologi (Qawa’idu al Shorfi)   ataupun sastra (Adab). (Ahmad muhtadi Anshor, 2009, 53). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah metode qawa‟id dan tarjamah (Metode Gramatika-Terjemah/Grammar Translation Method). Dengan metode ini pelajar didorong untuk menghafal teks-teks klasik berbahasa Arab dan terjemahnya dalam bahasa pelajar. Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang pesantrenpesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiyah masih menerapkan metode tersebut, walaupun ada kelebihan/kekuatan dan kelemahannya. Hal ini didasarkan pada hal-hal berikut : 1) tujuan pengajaran bahasa Arab tampaknya pa pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan shorof, 2) kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami taks/kata bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya, 3) bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu memberikan “ rasa percaya diri tersendiri di kalangan mereka.  Ada beberapa metode pengajaran bahasa Arab, diantaranya yaitu metode bercakap-cakap (Muhadatsah), metode membaca  (Muthalaah), metode dikte (Imla), metode mengarang (Insya), metode menghafal     (Mahfudzat), dan metode tata bahasa (Qawaid). Menurut Ahmad Fuad Effendy, metode  qawaid yaitu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa Arab yang mencakup nahwu shorof. Dan metode qawaid ini tidak  jauh berbeda dengan metode grammar, sebab cara menyajikan bahan pelajaran itu sama.  Adapun metode mengajarkan Nahwu-Shorof (Qawa’id) menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar  adalah sebagai berikut : 1. Guru hendaknya banyak memberikan contoh-contoh dari materi yang dibahas, agar pengajaran tidak membosankan, dan dapat memudahkan pengertian anak didik.
 2. Pada contoh-contoh yang diberikan itu, hendaklah ditulis di papan tulis, dan menjelaskan maksud dan pengertiannya.
3. Pada saat guru menjelaskan maksud dan pengertian materi pelajaran Nahwu-Shorof, perhatian siswa penuh terpusat kepada materi.

2.1.2 Pemahaman Peserta Didik
2.1.2.1 Pemahaman
Pada dasarnya peserta didik dinyatakan dapat memahami materi pelajaran apabila peserta didik sudah mengerti dengan benar materi tersebut. Realita yang ada saat proses belajar mengajar banyak peserta didik yang belum mengerti dengan benar materi tersebut dan mereka belum dapat untuk mengklasifikasikanya serta mempraktekannya. Padahal materi pelajaran yang diajarkan selalu berhubungan dengan materi selanjutnya. Dalam artian jika pada materi awal peserta didik tidak mampu untuk memahaminya, maka untuk materi selanjutnya peserta didik akan kesulitan untuk memahaminya pula.
Menurut Sudaryono (2012:44) “pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu tersebut diketahui atau diingat dan mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti dan materi yang dipelajari, dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan kedalam bentuk tertentu yang lain”.
Menurut Purwanto (dalam skripsi Cahya, 2013a:16-17) “pemahaman merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik untuk dapat memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya”. Sedangkan menurut Ernawati (dalam skripsi Cahya, 2013b:16-17) “pemahaman merupakan kemampuan menangkap pengertian-pengertian serperti kemampuan mengungkapkan suatu materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk lain yang dipahami dan memberikan interprestasi serta mampu mengklasifikasikannya”.

2.1.2.2 Peserta Didik
Menurut UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu (http://idtesis.com, diakses tanggal 24 febuari 2015).
Sedangkan menurut Santoso (dalam skripsi Cahya, 2013a:17) “peserta didik adalah seseorang yang terdaftar pada lembaga pendidikan atau sekolah dan mengikuti studi”. Menurut Rasyad (dalam skripsi Cahya, 2013b:17) “peserta didik sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.”
Berdasarkan pada beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah mereka yang terdaftar pada lembaga pendidikan dan merupakan pelaku dalam kegiatan belajar mengajar serta  menyengajakan dirinya untuk mencari ilmu dan berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jenjang tertentu demi mencapai tujuan yang dituju.

2.2 Hipotesis Penelitian
Menurut Siregar (2014:65) “hipotesis berasal dari bahasa yunani yang memiliki dua kata ‘hupo’ (sementara) dan ‘thesis’ (pernyataan atau teori). Menurut Siregar  “hipotesis adalah pernyataan sementara dari masalah penelitian yang masih lemah kebenaranya dan perlu diuji lebih lanjut kebenaranya. Sedangkan para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih”.
            Berdasarkan kajian pustaka dari dua variable diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh Metode tamyiz dalam meningkatkan pemahaman peserta didik dalam belajar baca kitab kuning..”

3.   METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Noor (2011:38) penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variable. Variabel-variabel pada penelitian ini diukur (dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.


3.2 Desain Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel bebas dan terikat. Adapun pelaksanaan pembelajaran metode Tamyiz sebagai variabel bebas atau sebagai variabel yang mempengaruhi, dan pemahaman peserta didik sebagai variabel terikat atau sebagai variabel yang dipengaruhi, maka desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah :
Y
X
 
X = Metode TAMYIZ
Y = Pemahaman peserta didik.
3.3 Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (dalam skripsi Halimah, 2014:22) prosedur penelitian adalah sebagai berikut :
a.       Memilih permasalahan.
b.      Studi pendahuluan.
c.       Hipotesis penelitian.
d.      Memilih pendekatan.
e.       Menentukan variabel dan sumber data.
f.        Menentukan dan menyusun instrument data.
g.      Mengumpulkan data-data.
h.      Menganalisis data-data.
i.        Menarik kesimpulan.
j.        Menulis laporan penelitian.

3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Bungin (dalam Siregar, 2014:56) “populasi penelitian sebagai keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian”. Sedangkan menurut Furchan (dalam Taniredja dan Hidayati, 2011:33)merumuskan populasi sebagai semua anggota sekelompok orang, kejadian atau objek yang telah dirumuskan secara jelas”.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan populasi dengan jenis finit yaitu populasi dengan jumlah individu yang ditentukan. Menurut Siregar (2014:63) jenis populasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a.       Populasi finit adalah populasi dengan jumlah individu ditentukan.
b.      Populasi infinit adalah populasi dengan jumlah individu tidak diketahui atau tidak terhingga dengan pasti misalnya jumlah semut.
3.4.2 Sampel
Menurut Arikunto (dalam Taniredja dan Hidayati, 2011a:34) “sampel dengan ‘sebagian atau wakil populasi yang diteliti’. Sedangkan menurut Ali (dalam Taniredja dan Hidayati, 2011b:34) “sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu”.
Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah simple random sampling. Menurut Siregar (2014:57) simple random sampling sebagai teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel. Adapun syarat untuk penggunaan simple random sampling adalah :
a.       Anggota populasi tidak memiliki tingkatan yang sama, sehingga relatif homogen.
b.      Adanya kerangka sampel, yaitu merupakan daftar anggota-anggota populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.
Menurut Arikunto (dalam skripsi Halimah, 2014:22) “apabila populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya, jika lebih dari 100 maka pengambilanya mengunakan sampel dengan 10 - 15 atau 20 - 25 dan seterusnya”. Karena jumlah populasi atau keselurahan peserta didik 25 maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan rumus teknik Slovin dengan tingkat kesalahan (Error level) 5%. Menurut Noor (2012:158) rumus teknik Slovin adalah sebagai berikut :
n =        N
1 + (N x e2)

Keterangan :
n = Jumlah anggota sampel.
N= Jumlah anggota populasi.
e = tingkat kesalahan (Error level).
Penyelesainya sebagai berikut :
            n =       25
                 1+ (25 x 5%2)
n =          25
                   1+ (25 x 0,052)
n =             25
                   1+ (25 x 0,0025)
            n =       25
                    1 +  0,31
n =   25
         1,31
n = 22
Berdasarkan pada rumus dan penyelesaian diatas peneliti mengambil sampel sebanyak 22 peserta didik dari 25 peserta didik. Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan pada kemampuan atau tingkat prestasi peserta didik (tinggi, sedang dan rendah).

3.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Panti Aisyiyah Sumbersari adalah :
1.      Masih banyak pendidik yang menggunakan metode pembelajaran konvensional saat proses belajar mengajar.
2.      Masih banyak peserta didik yang sulit membaca kitab kuning
Berdasarkan pada beberapa alasan yang ada diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dilokasi tersebut.

3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, ini dikarenakan data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidak data sangat menentukan berkualitas tidaknya hasil penelitian. Menurut Arikunto (dalam Taniredja dan Hidayati, 2011:41) “baik tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Sedangkan ‘instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid atau reliabel’.
Adanya metode atau teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data-data yang valid dan akurat. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode angket sebagai metode pengumpulan data.
3.6.1 Metode Angket
Menurut Noor (2012:139)metode angket adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada peserta didik dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Sedangkan menurut Siregar (2014:44) angket adalah metode pengumpulan informasi yang memungkinkan peneliti mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang yang diteliti dan bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau yang sudah ada.
Menurut Siregar (2014:45) metode pengumpulan data melalui metode angket memiliki kelebihan dan kekurangan seperti halnya metode pengumpulan data yang lain. Adapun kelebihan metode angket adalah sebagai berikut :
1.      Responden tidak harus memiliki keahlian dan wawasan yang luas, cukup orang yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
2.      Pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan untuk metode angket relatif murah.
3.      Jumlah responden yang didapat dalam jumlah yang besar dan cakupannya cukup luas.


3.7 Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Siregar (2014:75) instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengelolah dan menginterprestasikan informasi yang diperoleh dari para respoden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama. Adapun instrumen penelitian yang peneliti gunakan adalah angket untuk memperoleh data-data tentang pembelajaran metode Tamyiz dan baca kitab kuning.
Sebelum terbentuknya angket penelitian, maka peneliti menyusun kisi-kisi variabel sebagai berikut :
Tabel 1
Kisi-Kisi Instrumen Variabel
No.
Variabel
Sub-Variabel
Item Soal
1.
Metode Tamyiz
1.  Pengajaran.
2.  Belajar Tim.
3.  Turnamen Akademik.
4.  Rekognisi Tim.
1 dan 2
3, 4 dan 5
6 dan 7
8
2.
Pemahaman Peserta Didik
Ranah Kognitif yang meliputi :
1.   Pengetahuan.
2.   Pemahaman.
3.   Penerapan.
4.   Analisis.
5.   Sintes


1
2 dan 3
4
5
6

3.7.1 Skoring Data
Data penelitian yang dihasilkan dari penyebaran lembar angket berskala pengukuran menggunakan Skala Likert dengan deskriptif sebagai berikut :
1.      Sangat setuju (SS).
2.      Setuju (S).
3.      Kurang setuju (KS).
4.      Tidak setuju (TS).
5.      Sangat tidak setuju(STS).
Menurut Siregar (2015:50-51) apabila dinyatakan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari lembar penyebaran angket adalah sebagai berikut :
a.       Pernyataan positif
1)      Sangat Setuju                    :  5
2)      Setuju                                :  4
3)      Kurang Setuju                   :  3
4)      Tidak Setuju                      :  2
5)      Sangat Tidak Setuju          :  1
b.      Pernyataan negatif
1)      Sangat Setuju              :  1
2)      Setuju                          :  2
3)      Kurang Setuju             :  3
4)      Tidak Setuju                :  4
5)      Sangat Tidak Setuju    :  5


3.7.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pada penelitian ini, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan cara menggunakan program SPSS for windows release 16.
3.7.2.1 Validitas Data
Menurut Arikunto (dalam Taniredja dan Hidayati, 2011a:42) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (dalam Taniredja dan Hidayati, 2011b:42) “secara mendasar validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan maupun mengukur apa yang akan diukur. suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas yang tinggi sedangkan yang tidak valid atau tidak sah mempunyai validitas rendah”.

3.7.2.2 Reliabilitas Data
Menurut Nasution (dalam Taniredja dan Hidayati, 2011:43) “reliabilitas adalah suatu alat pengukur dikatakan reliabel apabila alat tersebut dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama. Jadi alat reliabel secara konsisten memberi hasil ukur yang sama”.


Menurut Nugroho (dalam skripsi Halimah, 2014:27) tingkatan dalam uji reliabilitas adalah seperti yang tampak pada tabel dibawah ini :
Tabel 2
Tingkatan Uji Reliabilitas
ALPHA
Tingkat Reliabilitas
0,000 – 0,20
Kurang Reliabel
0,201 – 0,40
Agak Reliabel
0,401 – 0,60
Cukup Reliabel
0,601 – 0,80
Reliabel
0,801 – 1,00
Sangat Reliabel

3.8 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui ke eratan dan menentukan hubungan antara dua variabel (variabel bebas dan variabel terikat) dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan metode Tamyiz GT  dan pemahaman peserta didik di Panti Aisyiyah Jember, maka peneliti disini menggunakan rumus regresi sederhana, yaitu :
Y’= α + b X
α = Y Pintasan, (nilai Y’ bila X α)
b = kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunanY’ untuk setiap
      perubahan satuan-satuan X) atau koefisien regresi, yang mengukur
      besarnya X terdapat Y kalau X naik satu unit.
X = nilai tertentu dari variabel terikat.
Y = nilai yang diukur atau dihitung pada variabel bebas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PESANTREN SABTU-AHAD AL-FANANI

Laporan Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II) tahap I di SMA Muhammadiyah 1 Rambipuji

PROPOSAL DIKLAT HIMAPETA PAI UM JEMBER 2017